Kita Dipaksa Ramah di Tengah Luka

Di balik senyum yang kita tunjukkan setiap hari, sering kali tersembunyi luka yang dalam. Dunia menuntut kita untuk selalu ramah, sopan, dan tersenyum, meskipun batin kita sedang hancur. “Profesionalisme”, “etika kerja”, “keramahtamahan” — semua itu jadi topeng sosial yang harus dipakai, bahkan ketika hati sedang berjuang untuk tetap utuh.

Budaya Kepura-puraan

Di banyak lingkungan kerja atau komunitas, ada tekanan tidak langsung untuk “tampak baik-baik saja”. Kita diajarkan bahwa menunjukkan emosi dianggap sebagai kelemahan. Maka, kita menekan air mata, membungkus kesedihan dalam formalitas, dan menukar kejujuran emosional dengan basa-basi.

Emosi Bukan Musuh

Merasa sedih, marah, atau lelah adalah hal yang manusiawi. Namun ketika kita dipaksa untuk menutupi itu semua demi kenyamanan orang lain, kita kehilangan ruang aman untuk menjadi diri sendiri. Ramah bukan berarti menipu perasaan. Kita bisa tetap sopan tanpa mengabaikan luka yang belum sembuh.

Butuh Ruang, Bukan Tuntutan

Yang dibutuhkan bukan paksaan untuk terus ramah, tapi ruang untuk jujur. Lingkungan kerja atau sosial yang sehat bukan yang selalu ceria, tapi yang mampu menerima keberagaman emosi. Di sana, ramah bukanlah topeng, tapi hadir dari hati yang pulih.

Menjadi Ramah Secara Sehat

Ramah yang sehat lahir dari pemahaman dan empati. Bukan karena tuntutan, tapi karena kepedulian. Dan sebelum bisa bersikap baik pada orang lain, kita perlu belajar bersikap lembut pada diri sendiri.

Related Posts

Seni Publik: Antara Dana Negara dan Kemandirian Kreatif

Seni Publik dan Politik Representasi Seni publik—patung di taman kota, mural di dinding, instalasi di jalanan—selalu lebih dari sekadar estetika. Ia adalah simbol representasi: siapa yang berhak bersuara, nilai apa…

Pahlawan Tanpa Nama: Cerita Para Pejuang Jalanan

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita sibuk dengan rutinitas hingga lupa bahwa di sekitar kita ada pahlawan tanpa nama—orang-orang yang bekerja keras di jalanan untuk bertahan hidup dan menghidupi keluarganya.…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You Missed

Stimulus Natal: Janji Pemerintah, Harapan Masyarakat

Stimulus Natal: Janji Pemerintah, Harapan Masyarakat

Jurnalisme Jalanan: Menguak Kisah dari Pinggiran Kota

Jurnalisme Jalanan: Menguak Kisah dari Pinggiran Kota

Film Tentang Kesepian di Kota Besar: Suara yang Terbungkam

Film Tentang Kesepian di Kota Besar: Suara yang Terbungkam

Kota Tanpa Tradisi: Kehilangan Rasa Gotong Royong

Kota Tanpa Tradisi: Kehilangan Rasa Gotong Royong

Seni Publik: Antara Dana Negara dan Kemandirian Kreatif

Seni Publik: Antara Dana Negara dan Kemandirian Kreatif

Serial TV yang Mengangkat Isu Sosial dan Perlawanan

Serial TV yang Mengangkat Isu Sosial dan Perlawanan