Film Horor yang Sebenarnya Bukan tentang Setan

Ketika mendengar kata “film horor”, banyak orang langsung membayangkan sosok setan, hantu bergentayangan, atau ritual menyeramkan. Namun, tidak semua film horor mengambil jalur supranatural. Beberapa karya justru menghadirkan ketegangan, rasa takut, dan teror psikologis tanpa melibatkan makhluk halus—melainkan berasal dari manusia, trauma, atau realitas sosial yang mengerikan.

Berikut adalah beberapa contoh film horor yang sebenarnya bukan tentang setan, tapi tetap menakutkan secara mendalam:


1. Get Out (2017)

Disutradarai oleh Jordan Peele, Get Out adalah horor sosial yang menyayat kesadaran tentang rasisme. Tidak ada setan, tapi ada ketakutan yang nyata—tentang identitas, manipulasi, dan tubuh yang dirampas secara diam-diam.


2. Misery (1990)

Adaptasi novel Stephen King ini menceritakan seorang penulis yang disekap oleh penggemar fanatiknya. Teror tidak datang dari makhluk gaib, tapi dari obsesi manusia yang begitu nyata dan menakutkan.


3. The Babadook (2014)

Sekilas terlihat seperti film hantu, The Babadook sebenarnya adalah metafora tentang duka mendalam dan depresi. Sosok “monster” dalam film adalah perwujudan trauma yang belum sembuh.


4. Funny Games (1997 / 2007)

Film ini menceritakan dua remaja yang menyiksa keluarga di rumah mereka—tanpa motif, tanpa logika. Teror psikologisnya datang dari kekejaman tanpa alasan yang terasa lebih horor daripada setan sekalipun.


5. Hereditary (2018)

Meski mengandung elemen supranatural di akhir, sebagian besar film ini menyuguhkan horor keluarga yang intens: tentang warisan trauma, hubungan ibu-anak yang rapuh, dan kehilangan. Rasa takut yang ditimbulkan lebih berasal dari emosi manusia ketimbang makhluk halus.


6. The Invisible Man (2020)

Film ini menyajikan horor dari perspektif kekerasan dalam hubungan. Tentang gaslighting, kontrol, dan trauma psikologis. Sosok “tak terlihat” menjadi simbol penderitaan yang tidak terlihat oleh orang lain.


Mengapa Ini Lebih Menakutkan?

Karena horor semacam ini menyentuh sesuatu yang nyata. Ketakutan terhadap manusia yang kehilangan empati, terhadap trauma yang tak kunjung sembuh, terhadap masyarakat yang membungkam suara korban—semua itu bisa lebih meresahkan daripada suara pintu yang berderit di malam hari.


Kesimpulan:

Film horor bukan sekadar cerita tentang dunia lain atau setan. Kadang, dunia nyata sudah cukup menyeramkan. Dan justru di situlah horor yang paling kuat lahir—dari kenyataan yang tak bisa kita hindari. Maka, jangan remehkan film horor tanpa setan. Mungkin, mereka sedang menunjukkan sisi gelap manusia yang paling jujur.

Related Posts

Serial TV yang Mengangkat Isu Sosial dan Perlawanan

Serial TV: Dari Hiburan ke Kritik Sosial Bagi banyak orang, serial TV adalah medium hiburan. Namun, di balik cerita fiksi, ada juga serial yang berani mengangkat isu sosial, perlawanan, dan…

Film Indie yang Mengkritik Ketimpangan Sosial

Film Indie: Panggung Kritik yang Tak Tersentuh Sensor Mainstrea Berbeda dengan film komersial yang sering dikekang oleh kepentingan pasar dan sponsor, film independen (indie) memiliki keleluasaan untuk berbicara blak-blakan tentang…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You Missed

Stimulus Natal: Janji Pemerintah, Harapan Masyarakat

Stimulus Natal: Janji Pemerintah, Harapan Masyarakat

Jurnalisme Jalanan: Menguak Kisah dari Pinggiran Kota

Jurnalisme Jalanan: Menguak Kisah dari Pinggiran Kota

Film Tentang Kesepian di Kota Besar: Suara yang Terbungkam

Film Tentang Kesepian di Kota Besar: Suara yang Terbungkam

Kota Tanpa Tradisi: Kehilangan Rasa Gotong Royong

Kota Tanpa Tradisi: Kehilangan Rasa Gotong Royong

Seni Publik: Antara Dana Negara dan Kemandirian Kreatif

Seni Publik: Antara Dana Negara dan Kemandirian Kreatif

Serial TV yang Mengangkat Isu Sosial dan Perlawanan

Serial TV yang Mengangkat Isu Sosial dan Perlawanan