Review Buku: Saat Penulis Lebih Tajam dari Pengacara

Ada kalanya pena lebih tajam dari pedang. Tapi dalam buku ini, pena sang penulis terasa lebih tajam dari argumen seorang pengacara. Ia tidak hanya menyampaikan opini, tapi membedah fakta, menelanjangi sistem, dan menyisakan ruang refleksi yang mengganggu.


đź“– 1. Bukan Sekadar Narasi, Tapi Gugatan Terbuka

Buku ini bukan sekadar kumpulan tulisan biasa. Ia terasa seperti berkas perkara:

  • Ditulis dengan struktur logis ala pengacara
  • Diperkuat data dan kutipan hukum yang aktual
  • Dibalut gaya bahasa sastrawi yang tetap tajam

Penulis tidak menyuapi pembaca, tapi memaksa kita berpikir dan mempertanyakan kembali “kebenaran” yang kita terima sehari-hari.


⚖️ 2. Tema Sosial dan Hukum yang Dibedah Tanpa Ampun

Buku ini menyinggung isu-isu seperti:

  • Ketimpangan hukum
  • Kekuasaan yang membungkam
  • Suara rakyat yang diputarbalikkan oleh narasi media
  • Hukum sebagai alat kontrol, bukan keadilan

Namun, alih-alih menyalahkan satu pihak, penulis mengajak pembaca melihat sistem secara utuh.


🖋️ 3. Bahasa yang Menggigit Tapi Elegan

Salah satu kekuatan buku ini adalah gaya bahasa. Penulis menulis seperti:

  • Seorang jaksa di ruang sidang
  • Seorang penyair di ruang sunyi
  • Seorang rakyat biasa yang muak, tapi masih punya harapan

Kalimatnya pendek, padat, dan memukul. Kadang menyakitkan, tapi tak bisa diabaikan.


đź‘“ 4. Untuk Siapa Buku Ini?

  • Bagi pengacara muda: buku ini bisa jadi pengingat bahwa hukum tak melulu soal menang-kalah.
  • Bagi aktivis: ini bahan bakar logika dan hati.
  • Bagi pembaca umum: kamu tak perlu gelar hukum untuk memahami bahwa keadilan harus diperjuangkan bersama.

âś… Kesimpulan

Buku ini membuktikan bahwa kata-kata bisa lebih rapi dari dokumen hukum, dan lebih menusuk dari interogasi ruang sidang. Saat penulis menulis dengan hati dan nalar, hasilnya bukan sekadar buku—tapi perlawanan.

Membaca buku ini seperti menghadiri sidang batin, di mana kamu tak bisa keluar tanpa mempertanyakan posisi dan keberpihakanmu.

Related Posts

5 Film yang Harusnya Masuk Kurikulum

Pendidikan bukan hanya soal angka dan teori—tetapi tentang memahami manusia, sejarah, moral, dan makna kehidupan. Sayangnya, pelajaran penting ini sering sulit disampaikan lewat buku teks. Di sinilah film mengambil peran…

Berita Itu Produk. Kebenaran? Tergantung Sponsor

Dulu, berita dianggap sebagai penjaga gerbang kebenaran. Kini, ia lebih mirip produk di rak supermarket—disusun, dikemas, dan dijual demi klik, rating, dan sponsor. Kita hidup di era di mana berita…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You Missed

5 Film yang Harusnya Masuk Kurikulum

5 Film yang Harusnya Masuk Kurikulum

Berita Itu Produk. Kebenaran? Tergantung Sponsor

Kita Hidup Dalam Dunia yang Dikurasi Algoritma

Kita Hidup Dalam Dunia yang Dikurasi Algoritma

Rakyat Disuruh Sabar, Elit Gak Pernah Nunggu

Doa Terakhir untuk Negara yang Kelewat Sibuk

Kritik Dilarang, Tapi Janji Bohong Tidak?

Kritik Dilarang, Tapi Janji Bohong Tidak?